Percobaan

 


Ratusan Anak Putus Sekolah di Muaro Jambi , Begini Penjelasan Disdikbud


SENGETI - Fenomena putus sekolah di usia wajib belajar sembilan tahun masih saja terjadi Ratusan  anak-anak usia wajib belajar di jenjang SD dan SMP tidak berada di sekolah karena tidak ada biaya. 


 mencatat, ada 40.640 siswa SD dan 13 .268 siswa SMP  dan ada ratusan putus sekolah. Dari data ini, untuk jenjang wajib belajar SD-SMP terindikasi  SMPN 60 ada 46 siswa yang putus sekolah. 



Untuk Penampungan Dari SMPN 60 Desa Tantan yang mana telah diajukan Pendirian SMA di Desa tantan, untuk penampungan ada empat desa Tantan, kedotan, rantau majo dan  kerangan ada empat desa yang akan sekolah ke SMA ketika  memang terkabulkan untuk pendirian gedung SMA. 


" Siswa putus sekolah. Adapun, di jenjang SMA dan SMK sebanyak Ratusan Siswa siswa putus sekolah " 


Dari Riset dan teknologi dinas pendidikan Muaro Jambi menghasilkan anak putus sekolah jenjang SMP  ke SMA mencapai Ratusan siswa, yang tertinggi di SMPN 60 desa tantan sekernan  Muaro Jambi , hal tersebut karena terkendala Akses jangkauan menuju jenjang SMA. 


Dari pantauan yang dihimpun  di daerah Kabupaten Muaro Jambi hingga jum'at  (02/8/24), sebagian anak usia wajib belajar putus sekolah karena persoalan kemiskinan. Mereka bahkan ada yang terpaksa merantau dan bekerja di usia anak-anak demi membantu ekonomi keluarga sehingga tidak lagi bisa bersekolah.


Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Muaro Jambi, Firdaus mengatakan, tata kelola data kependidikan dibenahi dan terintegrasi dengan data induk kependudukan, kemiskinan, dan kesehatan. 


Kini, data anak putus sekolah sudah bisa diketahui hingga ke nama, alamat siswa, serta alasan putus sekolah. Namun, validitas data masih harus ditingkatkan melalui peran satuan pendidikan untuk aktif membarui data siswa sesuai kenyataan di lapangan.


Dengan data yang semakin terintegrasi, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, serta pemangku kepentingan pendidikan lainnya dapat membuat program tepat sasaran sesuai data yang semakin baik untuk memastikan anak usia sekolah mendapatkan akses pendidikan. ”Siswa putus sekolah hanya salah satu dari masalah anak tidak sekolah (ATS) yang didata. Selain itu, ada data siswa lulus tapi tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya dan anak yang belum pernah sekolah,” kata Firdaus. 


Di desa tantan kecamatan sekernan kabupaten Muaro Jambi , ada puluhan anak yang putus sekolah, dan boleh dikatakan desa tantan memiliki tingkat tinggi  terhadap anak putus sekolah. 


" Desa tantan tingkat tinggi anak putus sekolah , karena dipengaruhi akses yang jauh dan faktor ekonomi juga salah satu penyebab anak desa tantan sekernan tersebut  tidak melanjutkan ke jenjang  SMA,  boleh dinilai seorang anak yang tergolong tidak mampu melanjutkan  sekolahnya, "imbuhnya.


" Jumlahnya lebih tinggi di SD dan SMP " terlihat jumlah anak putus sekolah terbanyak di SD dan SMP. Bahkan untuk SMP di akhir tahun 2022 ada  46  siswa Terhittung dari tahun 2022 hinga 2024  anak  yang putus  sekolah jumlahnya meningkat.


Putus sekolah juga dialami anak-anak usia belajar akibat lingkungan pergaulan, jarak sekolah yang jauh, masalah keluarga atau perceraian orangtua, hingga menikah. 


Sambung Firdaus  untuk desa tantan  SMP  sudah mendapatkan  Nomor menjadi  SMPN 60 , sudah ada SK dari Kabupaten  itu keluaran SK Bupati , " Katanya. 



Kepala Desa Tantan sekernan Muaro Jambi , Mashur saat dimintai keteranganya mengatakan , ya banyak anaknyangbputus sekolah didesa kita ini, " Katanya kepada Jambione. Com. 


Rata - rata mereka putus sekolah itu pas memasuki ke jenjang tingkat SMA ,kalau untuk SD SMP udah Alhamdulillah ,' swbutnya. 


"Adapun penyebnya kalau ke jenjang SMA dikarenakan jauhnya akses "


Namun kita sedang berupaya untuk mengusulkan SMA ,lewat Dinas Pendidikan kabupaten Muaro Jambi ke provinsi Jambi agar dapat dengan segera membangun gedung SMA, Sehinga anak - anak bisa melanjutkan ke jenjang SMA, karena banyak sekali anak yang putus  sekolah ke jenjang SMA tentu pada saat sekarang mereka hanya sampai ke jenjang SMP, " Bebernya. 


" Kalau SMP Alhamdulillah, Semenjak adanya SMP di desa kita walaupun SMP satu Atap "


Kita berharap kepada pihak pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten Agar merespon, karena kalau tidak mereka siapa lagi yang akan memperhatikan kemajuan anak bangsa , "sebutnya.


Kalau untuk bangunan SMA lagan sudah kita siapkan untul melkaukan pembangunan .